WTCA Ajak Pelaku Bisnis Indonesia Optimalkan Peluang Perdagangan dan Investasi ASEAN-India

28 Apr 2024, 17:08:18 WIB
WTCA Ajak Pelaku Bisnis Indonesia Optimalkan Peluang Perdagangan dan Investasi ASEAN-India
Ilustrasi perdagangan dan investasi. (Freepik)

Kabaryo.com - Kawasan ASEAN dan India diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global berkat peningkatan perdagangan dan investasi antara keduanya. Tercatat total perdagangan ASEAN-India pada 2022 mencapai USD 113 miliar, meningkat sebesar 23,4 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) dari India ke ASEAN mencapai USD 681 juta pada 2022. 

World Trade Centers Association (WTCA) sebagai asosiasi perdagangan internasional yang telah menghubungkan lebih dari 300 lokasi World Trade Center (WTC) di hampir 100 negara, menyoroti potensi tersebut dan berkomitmen untuk terus membuka kesempatan perdagangan dan investasi bagi ASEAN-India, sejalan dengan perjanjian ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA). Sejak 2010, AIFTA telah mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN dan India dengan penghilangan tarif untuk 75% barang, mengizinkan faktur barang pihak ketiga, dan mengizinkan kumulasi regional atas penggunaan bahan baku produksi.

Vineet Verma, Managing Director dari bisnis World Trade Center di Bengaluru, Chennai, dan Kochi, sekaligus Anggota Dewan dari WTCA menjelaskan, "AIFTA telah membantu mengurangi hambatan perdagangan antar negara dan meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN dan India. Kerja sama ini fokus pada sektor seperti pertanian, perikanan, kehutanan, jasa, energi, teknologi, transportasi, manufaktur, dan masih banyak lagi. Di sisi investasi, India memiliki target sebagai pusat produksi global sehingga banyak perusahaan global telah berinvestasi di sini. Untuk itu, WTCA berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi ini dengan memanfaatkan potensi ekonomi dan daya saing industri di kedua kawasan ini."

Lebih lanjut, India merupakan mitra dagang terbesar ke-4 bagi ASEAN, sekaligus menjadi negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Indonesia. Hal ini didorong oleh faktor demografis, letak geografis, dan potensi industri.  WTCA yang memiliki lebih dari 300 anggota dan jaringan di 100 negara, termasuk Indonesia, mengajak pelaku bisnis di Indonesia untuk turut memanfaatkan peluang perdagangan dan investasi di dua kawasan ini.

Pada tahun 2023, Indonesia meraih surplus perdagangan terbesar dari India dengan nilai USD 14,1 miliar dari total nilai perdagangan USD 32,7 miliar, yang didominasi dari produk non-migas, seperti bahan bakar mineral, perhiasan, nikel, otomotif, dan pangan. Ini menjadikan India sebagai tujuan ekspor non migas terbesar Indonesia jika dibandingkan negara AIFTA lainnya. Saat ini, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan juga tengah memprioritaskan investasi India ke Indonesia pada sektor farmasi, kesehatan, dan otomotif.

Scott Wang, WTCA Vice President of Asia Pacific, menjelaskan “Kami melihat peluang investasi dan perdagangan Indonesia dan India semakin terbuka. Untuk itu, kami ingin mengajak pelaku industri untuk untuk bergabung dalam Global Business Forum (GBF) WTCA ke-54 yang diselenggarakan oleh WTC Bengaluru di Bengaluru, India. GBF menjadi platform bagi pelaku industri untuk memperluas jaringan bisnis global dan mengeksplor peluang bisnis di berbagai sektor yang akan dihadiri lebih dari 200 perwakilan anggota WTC, business leader, pemerintah, dan organisasi internasional dari berbagai belahan dunia.” 

Dengan tema "EPIC: Empowering Progress through Innovation & Collaboration," GBF 2024 bertujuan untuk mempertemukan para investor dunia dan membidik peluang perdagangan di berbagai sektor industri termasuk penerbangan dan kedirgantaraan, agro dan pengolahan makanan, otomotif, bioteknologi, pendidikan, dan industri IT di antara lainnya. Lebih dari 80 badan usaha WTC dari 30 negara akan hadir. Acara ini akan dihadiri oleh Ketua Menteri Karnataka, Sri. Siddaramaiah, yang akan membawakan pidato utama dan CEO Deloitte Asia Selatan, Romal Shetty, yang akan meluncurkan laporan riset terbaru Deloitte yang berjudul "India as an Investment Destination."